
Makassar, 22 Desember 2024 – Kerangka berpikir skripsi sangat dibutuhkan dalam penelitian. Melalui kerangka pemikiran, kamu akan lebih paham dengan alur kerjanya dan tentu mengetahui apa yang harus dianalisis terlebih dahulu. Biasanya kerangka penelitian sering digunakan pada karya tulis ilmiah, tetapi tidak selamanya kerangka pemikiran ada digunakan pada karya tulis ilmiah. Dengan kerangka pemikiran yang disusun secara sempurna, akan membantu kamu menyelesaikan tulisan yang disusun dari hasil temuan penelitian.
Kerangka berpikir dalam skripsi merupakan rancangan yang menggambarkan alur pemikiran penulis dalam menyusun penelitian. Selain itu, kerangka berpikir juga memudahkan pembaca untuk mengikuti proses pemikiran dan menemukan hubungan antar konsep, teori, serta data yang digunakan dalam penelitian. Daripada bingung, Yuk simak artikel ini, kita akan membahas cara membuat kerangka berpikir skripsi yang baik dan benar.
Apa Itu Kerangka Berpikir Skripsi?
Bagi kamu yang sudah menempuh penyusun skripsi, pasti kamu sudah tidak asing lagi dengan kerangka berpikir. Kerangka berpikir merupakan penopang yang digunakan dalam penyusunan skripsi, tujuannya agar tulisan lebih sistematis dan terarah. Kerangka berpikir juga sering disebut sebagai kerangka pemikiran. Dalam kerangka pemikiran, kamu harus memperhatikan beberapa hal, seperti observasi, melakukan kajian pustaka, dan mencari fakta-fakta yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Umumnya, kerangka berpikir dibuat dalam bentuk gambar atau bagan yang disusun hingga bagan satu dengan bagan lainnya saling terhubung. Adapun alur yang ada pada kerangka pemikiran ini biasanya dimulai dari topik permasalahan yang akan dibahas dalam karya tulis.
Apa Pentingnya Membuat Kerangka Berpikir?
Mungkin kamu bertanya-tanya, apa pentingnya membuat kerangka berpikir dalam penyusunan skripsi? Nah, yuk simak beberapa alasan kenapa kerangka berpikir penting untuk garapan skripsi.

- Memperjelas Hubungan Antar Variabel
Fungsi utama dalam kerangka berpikir adalah untuk memperjelas hubungan antar variabel penelitian. Melalui kerangka berpikir, pembaca bisa memahami alur logika yang dibangun oleh penulis. Makanya, pembaca diharap melihat kerangka pemikiran yang dicantumkan penulis.
- Pedoman Penyusunan Hipotesis
Kerangka berpikir dapat menjadi panduan bagi peneliti dalam menyusun hipotesis penelitian. Hipotesis merupakan asumsi sementara yang harus dibuktikan melalui penelitian. Dengan adanya kerangka berpikir yang jelas, peneliti dapat menentukan hipotesis yang logis dan sesuai dengan teori yang ada. Ini akan membantu peneliti untuk tetap fokus pada masalah penelitian yang ingin dipecahkan dan tidak menyimpang dari tujuan awal.
- Memberikan Landasan Teoritis yang Kuat
Kerangka berpikir mengintegrasikan berbagai teori dan kajian pustaka yang relevan dengan masalah penelitian kamu. Ini memberikan landasan teoritis yang kuat untuk penelitian dan menunjukkan bahwa penelitian yang dilakukan memiliki dasar yang kokoh serta relevansi dengan penelitian sebelumnya.
- Menentukan Batasan Penelitian
Melalui kerangka berpikir, kamu dapat menjelaskan ruang lingkup dan batasan dari penelitian yang dilakukan. Ini membantu untuk menghindari cakupan yang terlalu luas, yang bisa membuat penelitian tidak fokus dan sulit dikelola.
Cara Membuat Kerangka Berpikir yang Mudah Kamu Pahami
Kerangka penelitian bisa merepresentasikan skripsi kamu serta menyusun ide-ide secara sistematis dan logis agar penelitian bisa dilakukan secara lebih terstruktur. Yuk kita bahas cara membuat kerangka penelitian yang mudah kamu pahami. Check it out!
- Menentukan Topik Penelitian
Langkah pertama dalam membuat kerangka pemikiran adalah menentukan topik penelitian. Pilih topik yang sesuai dengan minat dan bidang studi kamu. Pastikan topik tersebut memiliki ruang untuk penelitian lebih lanjut dan relevansi dengan perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
- Kajian Pustaka
Kajian pustaka ini bisa kamu peroleh dari berbagai literatur seperti jurnal ilmiah, artikel, buku, dan lainnya. Tujuannya agar kamu bisa menemukan teori-teori , konsep, dan penelitian terdahulu yang relevan dengan topik penelitian kamu. Saat mengkaji pustaka, kamu akan menemukan celah penelitian terdahulu dan penelitian yang sedang kamu garap.
- Identifikasi Variabel
Kamu juga harus menentukan variabel yang akan diteliti, lalu bagaimana kaitan antar variabel dalam penelitian mu tersebut. Contohnya dalam penelitian kualitatif, kamu harus mengidentifikasi variabel yang mempengaruhi fenomena dan topik penelitian kamu.
- Melakukan Pembahasan Teori
Langkah selanjutnya dalam membuat kerangka berpikir adalah melakukan pembahasan teori. Pembahasan teori bisa memperkuat pembahasan penelitian. Karena sifat penjelasan hasil penelitian harus logis, jelas, dan teoritis.
- Tinjau Kembali dan Revisi
Setelah membuat kerangka berpikir, pastikan semuanya sudah jelas dan logis. Revisi lagi jika ada bagian yang belum jelas dan konsisten. Jangan gegabah, kerangka berpikir kamu harus sempurna hingga mendapatkan hasil yang sempurna pula.
Contoh Kerangka Berpikir Skripsi
Kalau kamu masih bingung dan kelimpungan membuat kerangka berpikir, yuk simak contoh kerangka berpikir berikut. Misalnya, jika skripsi kamu tentang pengaruh penggunaan media sosial terhadap prestasi belajar siswa, kerangka berpikirnya bisa terlihat seperti ini:
- Teori yang relevan: Teori komunikasi massa, teori belajar, dan teori sosial.
- Variabel: Penggunaan media sosial (independen) dan prestasi belajar (dependen).
- Hubungan antar variabel: Bagaimana frekuensi dan jenis penggunaan media sosial mempengaruhi konsentrasi belajar dan hasil akademik siswa.
- Hipotesis: “Semakin tinggi frekuensi penggunaan media sosial, semakin rendah prestasi belajar siswa.
Kesalahan yang Sering Dilakukan Saat Membuat Kerangka Berpikir
Saat membuat kerangka berpikir, kadang kamu tidak menyadari dan tidak sengaja melakukan kesalahan. Yuk simak ulasan kesalahan yang harus kamu hindari dalam membuat kerangka berpikir.
- Kerangka Berpikir yang Terlalu Umum
Membuat kerangka berpikir harus spesifik dan jelas. Kerangka teori yang terlalu umum tidak akan bisa mengaitkan secara langsung antara teori, variabel, dan masalah penelitian.
- Tidak Memperhatikan Kesesuaian dengan Rumusan Masalah
Kerangka berpikir yang tidak sesuai dengan rumusan masalah atau tujuan penelitian. Misalnya, jika rumusan masalah tentang pengaruh faktor X terhadap Y, kerangka berpikir harus memetakan hubungan ini secara spesifik.
- Mengabaikan Teori atau Literatur
Mengabaikan teori atau literatur yang mendasari penelitian. Tanpa landasan teori yang kuat, kerangka berpikir akan terasa lemah dan tidak bisa menjelaskan fenomena yang diteliti dengan baik.
- Terlalu Banyak Detail yang Tidak Perlu
Memasukkan terlalu banyak detail atau konsep yang tidak langsung mendukung penelitian utama. Ini bisa membuat kerangka berpikir kamu menjadi tidak fokus dan terlalu rumit.
- Mengabaikan Gap Penelitian
Tidak mengidentifikasi dengan jelas gap atau kesenjangan dalam penelitian sebelumnya yang menjadi alasan mengapa penelitian ini penting dilakukan.
Penutup:
Gimana sekarang? kamu pasti sudah paham mengenai kerangka berpikir. Tentu kamu ga akan salah lagi dalam membuat kerangka pemikiran untuk skripsi kamu. Karena kerangka berpikir yang jelas bisa membantu kamu membimbing jalannya penelitian dan memastikan bahwa kamu tetap fokus pada tujuan dan pertanyaan penelitian. Semangat!!
