
Makassar, 30 Mei 2025 – Menyusun proposal riset bisa jadi salah satu momen paling menegangkan dalam hidup mahasiswa, apalagi kalau kamu sedang berada di masa-masa menuju skripsi atau tugas akhir. Selain harus mikir keras soal topik, kamu juga harus bikin dosen tertarik dan mau melirik proposalmu. Nah, di artikel ini, kita bakal bahas langkah-langkah menyusun proposal riset yang bukan cuma “biasa aja”, tapi benar-benar bisa mencuri perhatian dosen pembimbing. Yuk, simak bareng-bareng!
Apa Itu Proposal Riset?
Proposal riset adalah dokumen tertulis yang berisi rencana penelitian yang akan kamu lakukan. Ibaratnya, proposal riset itu seperti peta jalan atau blueprint dari sebuah penelitian — isinya menjelaskan apa yang mau diteliti, kenapa penting, dan bagaimana cara menelitinya.
Tujuan Proposal Riset
Proposal riset dibuat untuk:
1. Memberi gambaran kepada dosen atau pembimbing tentang topik penelitian kamu
2. Menjelaskan masalah yang ingin kamu selesaikan
3. Menunjukkan bahwa kamu paham teori dan metode yang dibutuhkan
4. Meyakinkan dosen bahwa penelitianmu layak dan bisa dilakukan
Langkah Menyusun Proposal Riset
Berikut langkah menyusun proposal riset:
1. Pahami Tujuan Proposal Riset
Sebelum mulai ngetik proposal, kamu harus tahu dulu sebenarnya proposal riset itu dibuat untuk apa sih? Proposal riset adalah rencana tertulis mengenai penelitian yang akan kamu lakukan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan permasalahan yang akan kamu angkat, pentingnya topik itu untuk diteliti, dan bagaimana kamu akan meneliti masalah tersebut.
2. Pilih Topik yang Kamu Suka dan Relevan
Ini penting banget. Kenapa? Karena kamu bakal hidup bareng topik itu selama berbulan-bulan. Kalau kamu aja bosen, gimana dosennya? Tapi jangan asal suka aja. Topiknya juga harus: Relevan dengan jurusan atau bidang studi kamu, ada data atau sumbernya, bisa diteliti dalam waktu dan kemampuan yang kamu punya, dan sedikit unik, atau punya sudut pandang baru.
Misalnya, kalau kamu anak Ilmu Komunikasi dan suka banget sama media sosial, kamu bisa angkat riset soal “Dampak Pemakaian TikTok terhadap Strategi Branding UMKM”. Nah, ini udah menarik, kekinian, dan relevan.
3. Cari Permasalahan yang Jelas
Proposal yang menarik biasanya punya rumusan masalah yang “nendang”. Maksudnya, masalahnya jelas, aktual, dan memang butuh dicari solusinya. Tips mencari permasalahan, kamu wajib baca jurnal-jurnal terbaru, lihat tren yang sedang terjadi di masyarakat, atau tanya ke dosen atau praktisi di bidang yang kamu minati.
4. Tulis Latar Belakang dengan Cerita yang Mengalir
Latar belakang itu kayak pembuka film — kalau dari awal udah garing, penonton (baca: dosen) jadi malas lanjutin bacanya.Latar belakang yang oke bisa dimulai dari fenomena umum, lalu mengerucut ke masalah spesifik, pakai data atau kutipan biar kuat, tulis dengan gaya mengalir, bukan seperti copy-paste dari jurnal.
5. Jangan Lupa Tujuan dan Manfaat Penelitian
Bagian ini biasanya pendek, tapi penting banget. Tujuan penelitian menjelaskan apa yang ingin kamu capai. Sementara manfaat menjelaskan siapa yang akan diuntungkan dari penelitianmu.
Contoh: Tujuan: Mengetahui pengaruh micro-influencer terhadap kepercayaan konsumen produk kecantikan lokal. Manfaat akademis: Memberikan sumbangan teori dalam studi komunikasi pemasaran digital. Manfaat praktis: Memberi masukan kepada pelaku UMKM tentang strategi promosi efektif.
6. Landasan Teori Jangan Cuma Tempel-Tempel
Dosen sangat bisa tahu apakah kamu benar-benar paham teori atau cuma asal comot dari buku.Tips membuat landasan teori yang menarik, yakni pilih teori yang benar-benar relevan, lalu jelaskan teorinya dengan bahasamu sendiri, dan kaitkan teori itu dengan masalah yang kamu angkat. Jangan takut menyampaikan pendapat, asal didukung literatur. Itu justru menunjukkan kamu kritis dan ngerti apa yang kamu tulis.
7. Metode Penelitian: Jelaskan Secara Sederhana tapi Detail
Ini bagian yang sering bikin mahasiswa pusing. Padahal, kalau kamu udah punya masalah dan tujuan yang jelas, metode ini tinggal menyesuaikan aja. Tulis metode dengan lugas. Dosen lebih suka metode yang jelas dan realistis daripada yang muluk-muluk tapi nggak bisa kamu jalankan.
8. Tunjukkan Jadwal dan Rencana Kerja
Dosen suka mahasiswa yang terorganisir. Bikin jadwal penelitian yang realistis
9. Daftar Pustaka
Tunjukkan Kamu Sudah Baca Banyak Daftar pustaka. Itu bukan cuma formalitas. Ini nunjukin bahwa kamu udah melakukan riset awal dan serius menyusun proposal.
Tipsnya, kamu bisa gunakan minimal 8–10 sumber terpercaya (jurnal, buku, laporan penelitian), lalu gunakan gaya penulisan daftar pustaka yang sesuai (misal APA, MLA, atau gaya kampusmu), dan jangan asal ambil dari blog atau website yang nggak kredibel. Kalau kamu pakai jurnal-jurnal terbaru (5 tahun terakhir), dosen pasti lebih menghargai.
10. Review Ulang dan Minta Pendapat
Setelah selesai nulis, jangan langsung dikumpulkan. Baca ulang dari awal. Periksa: Apakah kalimatnya jelas?, Ada typo atau nggak?, Apakah ide-idenya nyambung?Kalau bisa, minta teman atau senior untuk baca dan kasih masukan. Bisa juga minta dosen pembimbing untuk review awal, jadi kamu bisa tahu bagian mana yang perlu diperbaiki sebelum seminar proposal.
Struktur Proposal Riset

Biasanya, proposal riset berisi bagian-bagian seperti:
- Judul penelitian
- Latar belakang masalah
- Rumusan masalah
- Tujuan dan manfaat penelitian
- Kajian teori atau landasan teori
- Metode penelitian (jenis penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, dsb)
- Jadwal penelitian
- Daftar pustaka
Penutup:
Menyusun proposal riset memang nggak gampang, tapi juga bukan sesuatu yang mustahil. Kuncinya ada di niat, riset awal yang matang, dan kemampuan menyampaikan ide dengan cara yang runtut dan meyakinkan.Kalau kamu bisa bikin proposal yang menunjukkan bahwa kamu serius, paham, dan tertarik dengan topikmu, dijamin dosen pun akan lebih semangat untuk membimbing. Ingat, proposal yang baik bukan yang sempurna, tapi yang bisa jadi fondasi kuat buat riset kamu nanti.Jadi, ayo mulai dari sekarang. Siapkan topikmu, susun ide-ide terbaikmu, dan bikin proposal yang bikin dosen bilang: “Wah, ini mahasiswa keren juga ya!”
